Public direct affection (PDA) istilah yang aku tau dari salah satu majalah yang kurang lebih artinya "mengumbar kemesraan di depan publik". Ih,pantes nggak sih kayak gitu??? Kalo kataku sih nggak,malah cenderung lebe dan bikin eneg.
Nggak normal aja gitu mengumbar kemesraan secara berlebihan di depan umum. Mbok ya yang sewajarnya ajaa lah,nggak melulu kemana-mana berdua,gandengan,rangkulan,peluk sana sini.
Sebagai contoh nih, temen sekelas yang saling pacaran. Sebut aja ceweknya Fitri (nama samaran) dan cowoknya Farel (nama samaran juga) kemana-mana berdua,ngapain aja berdua *except kamar mandi loh* Kalo di kelas juga,berdua duaanmulu,pegang pegangan tangan,pokoknya deket-deketan mulu. Awalnya sih oke ajaa,tapi kok lama lama bikin risih yang liat yaaa.Bukannya apa apa dan bukannya ngiri juga *dikit sih* menurutku it's seems too much gitu.
Kesannya kayak pamer kemesraan mereka gitu, dari sudut pandang yang berbeda aku nganggepnya sebagai pasangan 'bertumbuh' haha apaan tuh bertumbuh?bertumbuh dalam tanda kutip adalah pasangan baru yang lagi hot hot nya pacaran,mungkin mereka sedang kasmaran yang berlebihan tanpa melihat situasi dan kondisi,yaa tapi nggak papa juga sih
seperti contoh dari kegiatan mereka yang aku liat dan nikmati saat pelajaran dikelas berlangsung *tsaaaahh*
Farel KOYA minjem tipe x ke Fitri dengan dalih tanpa membalikan badan dengan posisi fitri yang berada di belakangnya namun tak diduga yang dipegangnya dan dielus elusnya adalah tangan si Fitri,,bahh kepergok laaahh cie eeeee
lalu si Fitri bukannya menarik kembali tanganya yang sedang dinikmati namun malah tersenyum senyum dan mengatakan 'enak meneh..' hahahaa
Makin lama tulisanku makin nggak jelas,dan gara gara ber asosiasi sama Theo jadi semacam cerita seks murahan di koran lampu merah...hoahahaha
Kalo anda pembaca sekalian ngerasa bingung dan aneh,maklum saja karena aku aja bingung.
Ya sudahlah,thanks to mas batak Theo sitorus yang ikut ambil tangan dalam proses penulisan sehingga tulisanku jadi nggak jelas -___-
Mau nggak mau, sadar nggak sadar, nyatanya kita tumbuh dan terbentuk melewati berbagai macam luka. Baik luka fisik, maupun luka batin. Luka fisik yang keliatan mata, gampang aja buat diobatin. Tapi gimana dengan luka batin? Banyak orang kadang abai dengan keberadaan dan penyembuhan luka batin. Kalimat " Time will heal the wounds " mungkin banyak dikatakan orang perihal mengobati luka. Tapi faktanya, ungkapan itu mungkin cuma bisa diaplikasikan pada luka fisik. Luka batin nggak begitu saja sembuh dengan berjalannya waktu. Bahkan jika diabaikan, bisa aja jadi penyakit yang bakal mempengaruhi pribadi seseorang. Waktu bukan jawaban buat menyembuhkan luka batin. Membiarkannya terbuka seiring waktu, mengabaikan, mencoba melupakan, nggak bikin luka sembuh. Bahkan seiring berjalannya waktu, luka yang belum sembuh kembali sakit karena terbentur lagi dengan masalah-masalah dan problematika kehidupan. Time will heal the wounds ...
haha sopo to sopo ? tontonan gratis dong
ReplyDeletekapan ta PDA part 2?yang lebih garong itu lo...
ReplyDelete